Senin, 12 April 2010

KOPING

1.    Pengertian   
Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam ( Mustikasari, 2008, Keliat,1998).
    Sedangkan menurut Rasmun (2004), koping adalah respon individu terhadap situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologi.
    Koping merupakan suatu proses pengolahan tuntutan eksternal dan internal yang dinilai sebagai beban atau melebihi sumber yang dimiliki seseorang. Dalam hal ini koping merupakan proses penyelesaian masalah menurut Lazarus & Folkman 1984 (dalam Hamid,1997).
    Koping adalah respon terhadap ketegangan eksternal yang berfungsi mencegah menghindari tekanan emosional.( Pearlin & Schooler 1978 dalam Hamid, 1997 ).
    Koping merujuk pada pengatasan suatu situasi yang menimbulkan ancaman terhadap individu sehingga mengatasi perasaan tidak nyaman seperti ansietas, rasa takut, berduka dan bersedih (Millern,1983 dalam Hamid,1997 ).

2.    Jenis Koping
Menurut Rasmun, ( 2004 ) dan Mustikasari, ( 2008 ) jenis koping ada dua yaitu:
1.    Koping Psikologis
    Pada umumnya gejala yang ditimbulkan akibat stres psikologi tergantung pada dua faktor yaitu:
a.    bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stresor, artinya seberapa besar ancaman yang dirasakan individu tersebut terhadap stressor yang diterimanya.
b.    keefektifan strategi koping yang digunakan oleh individu, artinya dalam menghadapi stresor jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.
2.    Koping psikososial
Adalah reaksi psiko-sosial terhadap adanya stimulus stres yang dihadapi oleh klien, menurut Stuart dan Sundeen (1991), mengemukakan bahwa terdapat dua kategori koping yang dapat digunakan untuk mengatasi stres dan kecemasan;
a.    Reaksi yang berorientasi pada tugas, cara ini digunakan untuk menyelesaikan masalah konflik dan memenuhi kebutuhan dasar. Terdapat 3 macam reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu;
1)    Perilaku menyerang ( Fight )
Individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya dan perilaku yang ditunjukkan dapat berupa konstruktif maupun destruktif.
2)    Perilaku Menarik Diri ( Withdrawl )
Individu menunjukan perilaku pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan psikologik meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor.
3)    Kompromi
Kompromi merupakan tindakan konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah yang dilakukan dengan bermusyawarah atau negoisasi.


b.    Reaksi yang berorientasi pada Ego.
Reaksi ini digunakan oleh individu dalam menghadapi stres  atau kecemasan sehingga dapat mengurangi kecemasan, tetapi jika digunakan dalam waktu yang lama akan mengakibatkan gangguan orientasi realita dengan memburuknya hubungan interpersonal dan produktifitas kerja. Adapun mekanisme pertahanan diri yang bersumber dari ego yaitu;
1)    Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan atau kelebihan yang dimilikinya.
2)    Penyangkalan (denial)
Menyatakan ketidak setujuan terhadap realitas dengan berusaha mengatakan tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.
3)    Mengalihkan (displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang atau benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
4)    Disosiasi
Kehilangan kemampuan mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya.


5)    Identifikasi (identification)
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang dia kagumi berupaya dengan mengambil atau menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang tersebut.
6)    Intelektualisasi (intelectualization)
Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang tidak menyenangkan.
7)    Introjeksi (introjection)
Perilaku dimana individu menyatukan nilai orang lain atau kelompok kedalam dirinya.
8)    Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
9)    Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi kepada orang lain karena kesalahan yang dilakukannya sendiri.
10)    Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat untuk membenarkan kesalahannya.
11)    Reaksi formasi
Pembentukan sikap dan pola perilaku yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya.

12)    Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
13)     Represi
Menekan perasaan atau pengalaman yang menyakitkan dari kesadaran yang cenderung memperkuat mekanisme ego lainnya.
14)    Pemisahan (splitting)
Sikap mengelompokkan orang atau keadaan semuanya baik atau semuanya buruk, kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif di dalam diri sendiri.
15)    Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal.
16)    Supresi
Menekan perasaan yang menyakitkan ke alam tak sadar sampai dia melupakan peristiwa yang menyakitkan itu.
17)    Undoing
Tindakan atau perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari  tindakan atau  perilaku atau komunikasi sebelumnya  merupakan mekanisme pertahanan primitif.



3.    Faktor yang Mempengaruhi Strategi Koping

a.    Kesehatan Fisik.
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar.
b.    Keyakinan atau pandangan positif.
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi koping tipe : problem-solving focused coping.
c.    Keterampilan Memecahkan masalah.
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
d.    Keterampilan sosial.
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat.


Daftar pustaka

Anonim 2. (2008).  Konsep koping. Diakses tanggal 24 Oktober 2008 dari http://drakbar.wordpress.com/2008/01/31/hemodialisis/. 

Hamid. (1997).  Analisa konsep koping suatu pengantar.  Diakses tanggal 17 Desember 2008 dari www.digilib.ui.edu/file?file=digital/89929-JJKI-I-1-Jan1997-1.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (Edisi ke-5). Indonesia: Erlangga.

Henry.I.S & Soemarmono W.S. (1997). Hubungan Antara Perilaku Koping Dengan  Depresi Pada Lanjut Usia di Panti Wredha Di Yogyakarta. Yogyakarta: Labolatorium RSUP. DR. Sardjito. Diakses tanggal 24 Oktober 2008.
Ikramal. H. (2007).  Stres, koping dan adaptasi.  Diakses tanggal 24 Oktober 2008 dari http://mustikanurse.blogspot.com/2007_02_18_archive.html.

 Mustikasari.  (2006).  Mekanisme koping.  Diakses tanggal 24 Oktober 2008 dari http://mustikanurse.blogspot.com/2006/12/mekanisme-koping.html>.
















Rini, S. (2008). Modifikasi Perilaku.  Diakses tanggal 23 Januari 2009 dari
http://saptorini.blogspot.com/2008/11/modifikasi-perilaku.html.

Roan.WM. (1998).  Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta: Widya Medika
Sugiono.









Stuart & Sunden. (1998).  Principles and practice of  psychiatric nursing sixth edition. St.Louis Missouri: West Line Industrial Drive.

Rasmun, Skp, M.Kep. (2004).  Stres, Koping dan Adaptasi teori dan pohon masalah keperawatan. Jakarta: CV.Sagung Seto


Syamsudin,S.ST.  (2006).  Depresi Pada Lansia. Diakses tanggal 24 Oktober 2008 dari http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=






Laksana Wahyu C.N.S.Kep13 april 2010

1 komentar: